Kuda dan Baju


Nasrudin diundang berburu, tetapi hanya dipinjami kuda yang lamban. Tidak

lama, hujan turun deras. Semua kuda dipacu kembali ke rumah. Nasrudin
melepas bajunya, melipat, dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah.
Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub
melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal
kuda mereka lebih cepat.

"Itu berkat kuda yang kau pinjamkan padaku," ujar Nasrudin ringan.

Keesokan harinya, cuaca masih mendung. Nasrudin dipinjami kuda yang cepat,
sementara tuan rumah menunggangi kuda yang lamban. Tak lama kemudian hujan
kembali turun deras. Kuda tuan rumah berjalan lambat, sehingga tuan rumah
lebih basah lagi. Sementara itu, Nasrudin melakukan hal yang sama dengan
hari sebelumnya.

Sampai rumah, Nasrudin tetap kering.

"Ini semua salahmu!" teriak tuan rumah, "Kamu membiarkan aku mengendarai
kuda brengsek itu!"

"Masalahnya, kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju."

Post a Comment

2 Comments

  1. bah, cocokmi itu. tapi melencengki dari skenario kalau begitu yang numaksudka...
    lagian bukan itu kesimpulannya...

    Tapi, carilah titik fokusmu yang baik, jangan sampai salah penempatan...
    :D

    ReplyDelete