Kisah Rio Haryanto Bikin Pempbalap Indonesia hebat dengan semangat yang Sangat Tinggi

Namanya masih belum terlalu dikenal kala itu.
Rio Haryanto tampil gemilang di GP3 seri Istanbul, Turki, tahun 2010 lalu.
Belum lagi kewarganegaraan Indonesianya, membuat publik, termasuk panitia, pun meremehkannya.
Alih-alih tampil ala kadarnya gara-gara mentalnya diuji duluan, Rio justru menampilkan performa terbaiknya.
Lewat perjuangan mati-matian, akhirnya Rio yang sama sekali tak dijagokan itu berhasil meraih podium.
Konyolnya, panitia sama sekali tak mengira kalau Rio bakal juara, sampai-sampai lagu Indonesia Raya dan bendera merah putih tak disiapkan oleh mereka. Namun panitia akhirnya putar otak dengan membalik bendera Polandia sebagai ganti merah putih.
Panitia juga tak menyediakan kaset untul lagu Indonesia Raya sehingga Rio terpasa menyanyi sendiri saat bendera Merah putih dikibarkan.
 
Mobilnya dibongkar lalu ditinggalkan
Tak cukup dengan insiden bendera Polandia dibalik, di GP3 Silverstone, Inggris, 2010 lalu, ia kembali mendapatkan penghinaan dari panitia.
Saat itu, lagi-lagi Rio yang tak pernah dijagokan kembali berhasil menyabet podium. Yang bikin geleng-geleng kepala, panitia seolah tak percaya dengan kemenangan ini dan kemudian melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil yang dikendarai
Dugaan kecurangan tersebut pada akhirnya tidak terbukti. Mirisnya, panitia yang tanpa malu menuduh Rio menang curang, tanpa berdosa meninggalkan mobil yang sudah dibongkar total itu.
Tim pun rugi waktu dan juga biaya gara-gara beberapa part mobil Rio rusak. Jengkelnya lagi, gara-gara ini Rio akhirnya harus tersingkir di race berikutnya.

Penalti kontroversial
GP2 di Monza, Italia, beberapa waktu lalu menyisakan cerita tak terpuji yang dilakukan oleh pengawas lomba kepada Rio Haryanto. Ketika itu, Rio melakukan manuver tiba-tiba dengan memotong jalan karena untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, aksi menyelamatkan nyawa ini justru kena pinalti oleh pengawas lomba.
Mirisnya ketika hal ini dilakukan oleh pembalap lainnya, ternyata panitia tidak memberikan mereka pinalti.
Entah apa maksudnya para pengawas lomba ini. Namun dari kejadian ini indikasi diskriminasi sangat kuat.

Gagal karena safety car
GP2 seri Rusia beberapa waktu lalu juga menyisakan cerita miris. Bagaimana tidak, Rio yang sudah jelas-jelas berada di peringkat pertama harus turun tingkat. Kejadian ini diawali dari turunnya safety car karena saat itu terjadi kecelakaan. Aturannya, ketika safety car diturunkan, maka pembalap dilarang untuk saling salip. Ketika momen ini terjadi, Rio sebenarnya sudah sukses berada di posisi pertama.
Sayangnya, panitia tak menganggap hal tersebut sah dan menempatkan Rio di tempat kedua. Banyak yang protes dengan keputusan panitia saat itu. Bahkan salah satu komentator siaran GP2 sampai berang gara-gara sudah jelas jika Rio tak melakukan kesalahan apa pun.
 
Dilecehkan Komentor
Mungkin bagi kita, sangat membanggakan ketika mendengar Rio punya kesempatan untuk bertanding di kelas Formula 1. Namun, berita baik ini ternyata dipandang sebelah mata.
Pelakunya adalah seorang komentator siaran F1, saat Rio tengah bergelut di panasnya aspal Suzuka, Jepang.rio-haryanto-1Entah apa maksudnya, si komentator tiba-tiba nyeletuk “Rio de Janeiro” ketika menyebutkan nama Rio.
Tak cukup dengan itu, si pembawa acara juga makin memandang remeh Rio dengan berkali-kali menyebut nama Haryanto dengan “Harry Auntie”.


Post a Comment

0 Comments